PENGALAMAN
JADI PEMBINA SENTRA
BTPN
SYARIAH
Setelah keluar dari
pekrjaan yang biasa di ruangan, kali ini aku mau nge share gimana sih pekerjaan
sebagai pembina sentra di BTPN Syariah. Meski Cuma sebulan karena habis itu aku
keluar kerja karena ada operasi transplantasi organ yang membuat harus
istirahat minimal 3 bulan. Tapi tak apa toh pekerjaannya udah apal banged suruh
ngapain aja.
Dimulai dari tes kerja
yang Cuma sehari dan langsung diterima. Amazing bgd kan buat tes bank Cuma
sehari dan gag ada tes kesehatan pula. Aku ikut tes di salah satu universitas
swasta di kotaku. Tes pertama psikotes ngerjain 30 soal yang menurutku gampang
karena aku udah biasa ngerjain soal yang lebih susah (maklum biasa ikut tes
kedinasan dan PT yang besar). 30 soal itu berisi deret angka, logika dan
gambar. Trus psikotes selanjutnya adalah angka koran yang menjumlahkan 2 angka
dan hasilnya ditulis di samping antara angka tersebut. Jika hasilnya puluhan maka hanya angka di
belakang yang dituliskan. Setelah 2 psikotes tadi dengan waktu sekitar 1
jam’an, kita disuruh istirahat untuk tau pengumuman siapa aja yang lolos
wawancara. Setelah makan siang (makan sendiri gag disediain sama panitia) kita
masuk ruangan lagi dan diumumkan siapa aja yang masuk tes wawancara. Dari 60an
peserta tes awal, yang masuk wawancara sekitar 20 orang. Saat wawancara aku
ditanya pengalaman kerjanya dulu ngapain aja, paling takut sama hal apa, mau
gag ditempatin dimana aja. Pokoknya gampang menurutku pertanyannya dan kaya
bukan wawancara kerja tapi kaya wawancara sama wartawan (eleh sok ngartis). Dan
durasi waktunya gag sampai 10 menit. Sampai akhirnya diumumkan siapa aja yang
lolos sampai akhir. Yap aku lolos diantara 8 orang lainnya. Jadi yang lolos 9
orang. Setelah kulengkapi persyaratan pemberkasan, 4 hari kemudian aku ke
Semarang untuk tanda tangan kontrak. Dan seminggu kemudian aku dan mulai tugas
di daerah pegunungan di kabupaten Banjarnegara yaitu kecamatan Karangkobar.
Kesan pertama disana tuh
dingin banged udaranya sampe badan sakit semua karena biasa hidup di daerah
panas. Tapi harus tahan, seenggaknya sampai gaji pertama keluar haha. Dan
memang itu yang terjadi. Hari pertama aku Cuma dikenalin sama jobdesk, area
wisma, kerjaannya nanti ngapain aja. Oh ya BTPN Syariah mewajibkan karyawannya
tinggal di mess. Dan mess atau wisma itu sebagai kantor. Hari kedua baru diajak
ngikut sama Pembisa Sentra (PS) senior buat liat di lapangan ngapain aja. Gilak
men jalannya off road, masuk ke pedesaan terpencil yang sinyal telkomsel aja
gag ada. Kadang takut kalo sore kesana ada begal apa enggak tuh. Dimulai dari
narik angsuran, ke rumah nasabah yang macet buat nagih (istilahnya debt
collector), nyari nasabah baru. Jadi kerjaan marketing, collector, surveryor,
admin jadi satu. Hebat gag tuh. Kalo udah dapet nasabah, PS sendiri juga yang
memproses data-data kelengkapan sampe surveynya. Baru approve sama atasan
apakah calon nasabahnya bisa dikasih pinjaman berapa. Dan uniknya, jika mau
pinjam disini wajib adalah ibu-ibu dan berkelompok, kemudian ada pelatihan
selama 5 hari sebelum pencairan dan harus datang kalau enggak, enggak bisa cair
pinjamannya. Dan angsuran pun harus datang karena sistemnya kelompok.
Jam kerja di kontrak
memang sampai jam 5 sore, tapi kami selalu berakhir sehabis magrib karena harus
mengurus data-data dulu. Jadi entah ini sistem kerja rodi atau bukan.
Wallahualam.
Kalau masalah gaji, kalau
yang bersyukur kaya aku ya cukup lah karena taraf S1 Rp. 1.500.000, D3 !,4 jt
dan SMA 1,3 jt. Tapi kalau dibandingkan dengan bank yang lain kita masih jauh
gajinya. Mungkin karena kita disediakan mess dan motor untuk operasional.
Disini tidak diukur darimana kamu berasal pendidikannya, tapi kerja keras dan
mau menerima. Bahkan selama ini yang kutahu yang lebih lama bertahan adalah
anak SMA sedangkan yang S1 lebih banyak gag bertahan (kaya aku) ^_^.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMba kalo boleh tau daerah mana?
Hapus