Galau
mang pasti melanda setiap orang kapan saja dan dimana saja. Yah kali ini aku
juga galau. Galau lihat teman-teman pada punya kerjaan yang mentereng dan
bergaji banyak tanpa mengalami beribu kegagalan kaya aku. Saking seringnya
gagal sampai aku gag tahu mimpiku sekarang apa. aku si bersyukur karena masih
dipercaya amanah kerjaan di salah satu perusahaan dan tak akan kusia-siakan
untuk mencari pengalamannya. Jika berada di tengah mereka teman kantorku
galauku sedikit reda karena mungkin nasibku masih lebih baik dari beberapa
rekan kantorku.
Namun
jika sudah sampai rumah dan cring buka sosmed, api kegalauan hidup kembali.
Ingat betapa suksesnya teman-teman dengan gelar akuntan baru mereka dari
universitas nomor 1 se Indonesia. Mungkin mereka beruntung didukung dana dari
orang tua mereka untuk melanjutkan sekolah dan bisa mendapatkan pekerjaan
idaman seperti BUMN, Bank Nasional, Kantor akuntan publik baik yang menengah
maupun yang big four yang bermarkas di luar negeri, menjadi pegawai pemerintah
pusat RI, dan masih banyak lagi cerita keberhasilan mereka.
Termotivasi??
Sebenarnya iya, namun ada satu alasan dimana aku takkan pernah bisa diterima di
kerjaan impian anak akuntansi tadi yakni karena ada faktox x di bagian ... yang
tak bisa kusebutkan disini. Jadi itulah yang membuat galau tak ketulungan
sampai sekarang. Jadi pegawai garda depan Bank Nasional saja aku memiliki satu
kualifikasi yang tidak bisa diterima, padahal kualifikasi yang lain aku masuk
diatas mereka yang sudah duduk manis dengan kerjaan mereka. Dan tentunya masa
depan mereka yang sudah terjamin tanpa takut adanya PHK karena menduduki posisi
penting.
Kecewa???
Pastinya amat sangat. Menjadi lulusan universitas besar dengan predikat dengan
pujian seakan tak ada artinya lagi, terkalahkan dengan mereka yang lebih
beruntung. Enggan bertemu ?? hehe iya, aku jadi menarik diri dari dunia mereka
karena tidak tahan dengan cerita keberhasilan mereka. Bukan karena iri, namun
kasihan dengan diri sendiri. Bahkan aku sudah tak mau lagi berkumpul dengan
anak kelas SMA ku. Bukan merasa malu tapi ngenes. Juara kelas yang gagal, kalah
sama rangking 2 dan 3 yang sudah melejit tinggi dengan beasiswa s2 mereka. Ah,,
galau nambah nie,, huhu.
Sebenarnya
aku sih bersyukur dulu bisa masuk universitas negeri yang katanya susah
dimasuki karena passing gradenya tinggi. Menjadi kebanggaan tersendiri waktu
itu. Nmun sekarang itu hanya masa lalu. Atau karena aku mengambil jurusan yang
terlalu banyak pengincarnya dan saingan. Tapi kok kenapa hampir semua temanku
mendapat apa yang diimpikan lulusan mahasiswa akuntansi?? Hmmm berarti mang aku
deh yang tidak beruntung huhuhu.
Aku
bahkan tak pernah merasa galau dengan cerita nihak-nikahan teman SMA. Namun aku
selalu galau sampai berminggu-minggu saat mendengar ada teman yang sukses dengan
karier mereka dan sesuai dengan apa yang aku impikan. Fiuhh. Karena bagiku
menikah belakangan, yang penting memapankan, mengkayakan dan meningkatkan
kualitas diri dulu, jadi kita bisa dapat cinta yang berkualitas. Ciehhh. Namun
apakah itu benar-benar bisa terwujud?? Sementara aku sudah 23 tahun??? Haaaaa
huaaa galau -_-
Apalagi tambah
galau liat adek kelas baik yang sejurusan maupun adik kelas organisasi, mereka
semua sukses brewww,, ghilaaaakk adhuhhh,,,, Cuma aku deh produk gagalnya -_-. Ah
tambah males ketemu mereka deh jadinya -_-.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar